96 (+++++)

512 Kata

Bagas menatap Kinan dengan lembut, seolah waktu berhenti di antara mereka. Setiap tarikan napas terasa lebih dalam, setiap detak jantung menjadi satu irama yang sama. Ia menunduk sedikit, menempelkan dahinya ke dahi Kinan. Hening sejenak. Yang terdengar hanya napas keduanya yang berpadu, hangat dan tenang. "Aku masih gak percaya …" bisik Bagas dengan suara serak. "Kalau malam ini … kamu benar-benar jadi milikku sepenuhnya." Kinan tersenyum, matanya berkilat lembut di bawah cahaya lampu temaram. Jemarinya menyentuh pipi Bagas, menelusuri garis rahangnya yang kokoh. "Aku juga, Mas. Tapi kalau ini mimpi … aku gak mau bangun." Bagas tertawa kecil, lalu mengecup bibir istrinya lagi, kali ini lebih lama, lebih pelan. Tak ada tergesa-gesa. Hanya rasa yang perlahan tumbuh dan memenuhi ruang di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN