20

1036 Kata

Kinan menoleh ke arah asal suara. Suara yang khas dan terdengar bagai geledek itu sangat mengejutkan kedua insa yang sedang asyik berbincang. "Maaf Pak. Kinan baru saja selesai makan siang. Kebetulan kebarengan dengan Dika," ucap Kinan pelan. "Tidak perlu banyak alasan. Saya di depan itu lama, denegrin kalian ngobrol. Kalian itu di bayar perusahaan untuk kerja bukan untuk ngobrol. Apalagi ini sudah jam kerja, malah seolah tidak peduli dengan pekerjaan," ucap Bagas tegas dengan suara keras. Bagas membanting pintu pantry, dan ada beberapa karyawan lainnya yang juga ikut melihat situasi ini. Kinan pun menunduk malu lalu berdiri dan pergi dari pantry itu tanpa melihat orang - orang di sekitar yang menatapnya lekat. "Itu anak baru kan? Sekertaris Pak Bagas. Ngelunjak aja dia," ucap salah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN