“Ayo Mas, masuk. Aku rasa Mas Fajar ganti baju dulu deh, setelah itu ke meja makan ya.” “I-iya, saya ganti baju dulu kalau begitu.” “Oke, kami udah masak agak banyak nih. Mas harus habiskan.” Perkataan Sandra membuat Fajar mengernyit. Kami? Siapa yang dimaksud kami? Memangnya ada siapa lagi di rumah ini? “Sandra benar, kami tunggu di ruang makan ya, Nak Fajar.” Suara itu menjadi jawaban atas penasaran Fajar, sekaligus hal yang menjatuhkan Fajar yang sebelumnya seakan terbang tinggi. Bisa-bisanya ia mengira apa yang Sandra lakukan adalah ketulusan. Nyatanya, Sandra sedang berakting di depan orangtua wanita itu. Ya, saat Fajar menoleh ke sofa ruang tamu, rupanya ada Sovia, ibu mertuanya alias orangtua Sandra. Ia sama sekali tidak menyadari keberadaannya. Bahkan, di luar pun ia tidak me

