Hari itu langit Australia tampak cerah, sinar matahari menembus awan putih yang tipis, membuat seluruh kota tampak berkilau. Viola berjalan di samping Mario, mengenakan gaun musim panas warna pastel dan kaca mata hitam yang mempermanis wajahnya. Tangan mereka saling bertaut erat, dan langkah mereka ringan menuju tempat tujuan yang sudah disiapkan oleh Mario— National Gallery of Victoria, salah satu museum seni paling prestisius di seluruh Australia. Museum itu berdiri megah di Melbourne, dengan arsitektur modern yang kontras dengan taman-taman hijau di sekitarnya. Begitu mereka memasuki bangunan itu, hawa sejuk menyambut mereka, diiringi denting lembut musik klasik dari pengeras suara tersembunyi. Mario memandangi wajah Viola saat mereka melangkah perlahan melewati deretan lukisan. Ia ta