Bab 50

1485 Kata

Viola membuka matanya perlahan. Sinar mentari pagi menembus tirai jendela kamar hotel mereka di Paris. Udara dingin namun segar menyapa kulitnya, namun kehangatan yang paling terasa adalah dari tangan Mario yang menggenggam jemarinya erat. Mario menatapnya dalam-dalam, senyumnya penuh makna dan cinta. Tanpa berkata apa-apa, Mario mencium kening Viola, lembut dan hangat. Ciuman itu bukan sekadar ungkapan sayang—ia adalah janji, adalah perlindungan, adalah kesetiaan. “Aku tidak akan pernah menyentuhmu lebih dari ini, Viola,” bisik Mario pelan. “Bukan karena aku tidak ingin. Tapi karena aku terlalu menghargaimu.” Viola terdiam. Matanya memandang Mario dalam-dalam. Jantungnya berdetak pelan, damai. Ada rasa hangat yang menjalari seluruh tubuhnya saat mendengar kalimat itu. Mario bukan hanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN