Senja menggantung kelabu di langit Jakarta. Gedung tinggi menjulang menjadi saksi diam saat Mario turun dari mobil hitamnya dengan langkah pasti. Setelan jas armani hitamnya berkibar tipis diterpa angin sore. Raut wajahnya dingin. Tatapannya tajam menusuk, tanpa sedikit pun keraguan. Hari ini, dia tidak datang sebagai pemilik Mardani Corp. Hari ini, dia datang sebagai Mario Mardani yang akan mengakhiri permainan murahan Zeno. Semua serangan yang ditujukan pada Viola, pada Yarsani Corp, pada kehormatan keluarganya—sudah selesai. Semuanya sudah dibersihkan. Sekarang hanya tinggal satu hal: menyudahi langsung akar dari kekacauan ini. Mario memasuki lounge hotel eksklusif tempat Zeno menunggunya. Ruangan itu sepi. Hanya ada satu meja di tengah, dengan Zeno duduk santai di balik secangkir kop