Bab 16

1155 Kata

Pintu studio Ezra ditendang dengan kasar hingga terbuka lebar dan membentur dinding. Suara dentumannya menggema di seluruh ruangan sempit itu. Ezra yang sedang menata peralatannya langsung menoleh, sorot matanya tajam menatap pria yang kini berdiri dengan penuh keangkuhan di ambang pintu— Mario Ardani, dengan jas rapi dan senyum meremehkan yang begitu menjengkelkan. Ezra mengepalkan tangan. “Apa lagi yang kau mau, Mario?” tanyanya, suaranya terdengar dingin. Mario melangkah masuk tanpa diundang. Sepatunya menginjak-injak lantai studio yang penuh kabel, tripod, dan backdrop. Ia berdiri tepat di tengah ruangan, menatap Ezra seolah sedang melihat serangga menjijikkan. “Aku datang untuk memberimu pilihan, Ezra,” ucap Mario santai, menyandarkan tubuhnya di dinding dengan satu tangan dimasukk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN