Langit mendung siang itu saat Viola duduk sendirian di sebuah kafe kecil yang baru dibuka tak jauh dari kantornya. Ia sengaja menolak tawaran Mario makan siang bersama. Sesekali dia memang butuh waktu sendiri, apalagi akhir-akhir ini pikirannya dipenuhi kegelisahan. Teror dari Liara, pesan-pesan tak dikenal, dan perasaan diawasi yang terus menghantuinya. Tapi Viola menepis semua itu, mencoba tersenyum, mencoba tidak terlihat lemah. Ia menyesap minuman hangatnya sambil menatap keluar jendela. Tangannya meraih ponsel, membuka pesan terakhir dari Mario yang menanyakan kabarnya. Viola tersenyum kecil, membalas dengan emoji cium. Tapi sebelum ia sempat mengirimnya, seseorang berdiri di hadapannya. "Viola Yarsani?" suara pria berseragam kurir menyapanya ramah. Viola menoleh. “Ya?” “Ada kirim