Bab 42

1441 Kata

Siang itu, mentari bersinar cerah di atas butik mewah yang berdiri di jantung kota, dengan kaca-kaca besar yang mencerminkan bayangan langit biru. Orang-orang lalu lalang di trotoar, tidak menyadari ada satu mobil hitam mengilap yang terparkir tidak jauh dari sana. Di dalam mobil, duduk seorang pria dengan tatapan yang tidak pernah meninggalkan pintu masuk butik. Tangan kirinya menggenggam cerutu yang baru saja ia sulut. Asap mengepul perlahan dari ujung cerutu mahal itu, berpadu dengan aroma kayu manis yang samar. Mario Ardani menyandarkan punggungnya ke jok mobil sambil menatap lekat-lihat wanita yang ia pantau. Liara Ravindra. Wanita itu keluar dari dalam butik sambil berbicara dengan dua karyawan butiknya, mengenakan celana panjang putih dan blazer merah marun yang memperlihatkan tu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN