Bab 41

1752 Kata

Matahari telah merambat tinggi, menembus sela-sela tirai jendela apartemen dengan sinarnya yang hangat. Jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Namun, sosok di bawah selimut putih itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Viola masih terlelap dengan napas teratur dan wajah damai, seolah mimpi indah belum ingin melepaskannya. Di sisi ranjang, Mario duduk dengan tumpuan siku di lutut, menatap gadis yang tidur pulas di sampingnya. Senyum geli tergambar jelas di wajah tampannya. Rambut Viola sedikit berantakan, pipinya sedikit menggembung seperti anak kecil, dan alisnya sesekali berkerut halus ketika sinar matahari menyentuh kulit wajahnya. “Dasar si tuan puteri tidur kelinci,” bisik Mario pelan, separuh menggoda. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit, mencium pipi Viola den

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN