Mario menatap Viola yang duduk di hadapannya dengan mata besar dan senyuman manis yang menggoda. Mereka duduk berdampingan di ruang tamu apartemen Mario yang minimalis dan hangat. Sinar matahari sore menembus jendela besar di belakang Viola, membingkai wajah gadis itu dalam cahaya keemasan. Viola menyilangkan kakinya dengan anggun, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Mario. "Aku serius, Mario," ucap Viola lembut. "Aku ingin memimpin Yarsani Corp. Ayah sudah semakin tua, dan cepat atau lambat aku harus ambil peran. Tapi aku nggak mau asal masuk. Aku ingin belajar dari kamu dulu. Mulai dari bawah, seperti sekarang ini. Tapi... aku juga ingin kamu tahu, kalau suatu saat aku siap, aku mau mulai memimpin." Mario mendesah pelan, meletakkan cangkir kopinya ke atas meja kaca di depan mer