Langit sore itu tampak kelabu, menggantung seperti rasa ragu di d**a Viola. Ia duduk sendirian di sebuah kafe kecil tak jauh dari kantor Mario, menikmati teh chamomile hangat dan memandangi lalu lintas yang padat di luar jendela kaca besar. Helaan napasnya pelan, saat suara seseorang menyapanya dari arah kanan. “Viola? Serius ini kamu?” Viola menoleh dan matanya langsung membulat. Sosok pria tinggi dengan rambut sedikit acak dan jaket kulit cokelat itu berdiri di hadapannya, dengan senyum lebar yang tak berubah sedikit pun sejak terakhir mereka bertemu. “Reno?” Viola terkekeh kecil, berdiri dan langsung memeluk pria itu. “Astaga, kamu masih hidup ya?” “Masih, walau nyaris mati karena rindu sama DJ favorit se-ibukota,” Reno bercanda. “Kamu cantikan sekarang. Tapi serius, kamu ke mana aj