Bab 20

1178 Kata

Malam itu gelap dan hujan baru saja reda. Viola membuka jendela kamarnya dengan hati-hati. Engselnya sudah berhasil ia kendurkan beberapa hari terakhir. Tidak bersuara. Tidak menimbulkan bunyi mencurigakan. Ia menggantungkan tali selimut sobek yang telah diikat rapi dari pinggiran kusen jendela hingga menyentuh tanah beberapa meter di bawah. Tangan Viola gemetar, tapi ia tetap turun perlahan, kaki menjejak dinding, badan melayang, hanya berpegang pada simpul-simpul yang ia buat sendiri. Nafasnya pendek. Mata waspada. Jantungnya berdetak kencang. Tapi ia tak peduli. Ini satu-satunya kesempatan. Harus berhasil. Dua menit kemudian, kakinya menyentuh tanah. Ia langsung melepas simpul dari tangannya dan berlari secepat mungkin menembus taman belakang. Tubuhnya basah oleh embun dan lumpur. Ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN