Keinginan Terakhir Reyhan yang sedang mengganti baju menatap nanar pada bayangannya di cermin. Sejenak dia merasa ragu dan bimbang. Apakah dia memang perlu menemui Dinni? Atau lebih baik menghindarinya saja? Reyhan termangu seraya menggenggam sebuah kemeja kusut yang akan dikenakannya. Tiba-tiba dia merasa minder dan tidak memilii sedikit pun rasa kepercayaan diri untuk menemui Dinni. Reyhan mengembuskan napas gusar, lalu terduduk di tepi ranjangnya. Dia kembali melempar kemeja yang akan dipakainya itu ke lantai, lalu merebahkan tubuhnya yang sudah bertelanjang d**a. “Kamu belum siap-siap?” Ali yang baru keluar dari kamar mandi menatap heran. Reyhan kembali duduk dan menatap nanar. “Sepertinya aku tidak perlu menemui dia.” Ali merasa gemas dan menghela napas panjang. tatapannya beralih