Aku Harus Bagaimana? Juan melotot kaget dengan cangkir minuman yang masih menempel di bibirnya. Sedetik kemudian dia tersedak, lalu meletakkan cangkirnya kembali. Juan masih belum memercayai pendengarannya. Dia memukul-mukul dadanya sejenak, lalu beralih menatap Dinni. “K-kamu yakin dengan keputusan kamu, Din?” Juan menatap tak percaya. Dinni tersenyum lemah, lalu mengangguk. “Iya, aku yakin.” Juan meneliti sosok Dinni lekat-lekat. Sekilas ingatan Juan pada Dinni tempo hari kembali terbayang. Pagi itu Juan kebetulan berkunjung ke rumah Dinni untuk bertemu dengan ibunya. Ketika akan pulang, Juan melihat Dinni berjalan gontai dengan wajah pucat dengan pakaian yang basah kuyup. Itu adalah hari di mana Dinni menemui Reyhan. Malam itu Dinni tidak langsung pulang ke rumah. Saat itu Dinni k