“Maafkan aku, Buk … Aku tahu jelas apa yang Ibuk takutkan. Aku bisa mengerti apa yang Ibuk cemaskan. Tapi aku berjanji … aku berjanji tidak akan membuat Dinni terluka. Aku akan memastikan dia selalu bahagia. Aku akan memastikan Dinni hidup dengan layak. Pokoknya aku berjanji, Buk! Aku akan menjadi suami dan juga menantu yang baik. AKU BERJANJI!” Sang ibu terkejut karena tiba-tiba saja Reyhan bersimpuh di lututnya. Bukan hanya sang ibu. Dinni dan Amanda juga sama terkejutnya. Ketiga perempuan itu saling pandang dengan mata melotot. Pengunjung restoran itu bahkan juga menatap heran. Sang ibu pun tidak bisa berkata-kata. “K-kamu kenapa seperti itu?” tanya sang ibu dengan suara setegah berbisik. “Rey … ayo bangun! Kamu tidak perlu seperti itu,” bisik Amanda. Dinni pun tidak tinggal diam.