“Kamu sudah bangun?” tanya Darrel dengan suara yang pelan. Vanilla mengangguk dan ia merubah posisinya menjadi duduk. Darrel berdiri dan berjalan ke arah Vanilla, ia pun duduk di sisi ranjang. “Ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Vanilla, ia menangkap gelagat Darrel yang seperti ingin mengatakan sesuatu. “Apa kamu sudah siap aku tandai?” tanya Darrel serius, ia menatap manik mata Vanilla yang tampak bingung dan ragu. Vanilla hanya diam, ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Ia ingin ditandai oleh Darrel karena mereka memanglah mate, tapi ia sedikit ragu. Vanilla pun menundukkan kepalanya. Darrel menghela napas pelan, ia memegang bahu Vanilla dengan lembut. “Kamu tahu? Di dunia ini banyak sekali kejahatan, aku tidak ingin hal buruk lagi terjadi padamu. Dengan kita terikat, aku