Merlian tak kuat lagi menahan kesedihan seorang diri. Dia sangat menyayangi bayi dalam kandungannya. Dia tak mau kesedihan membuat bayi itu ikut menderita. Karena itu dia memutuskan pergi ke rumah orang tua Gustave, hanya mereka tempat Merlian bertumpu. Bukan tidak mempercayai Alda dan keluarganya, namun bagi Merlian ketika dia memiliki masalah dengan suami, maka keluarga suaminya lah yang berhak tahu, menjadi orang yang pertama tahu. Merlian membawa tas berisi barang pribadinya, dia juga meminta mang Jajang menjemput. Di mobil, dengan mata yang bengkak, Merlian memandangi foto sang ibu. Terbersit keinginan untuk menyusul ibunya saja, namun kenyataan bahwa ada sosok yang membutuhkannya membuatnya urung. Dia mengusap perut yang mulai membuncit itu. Ketiduran di mobil. “Neng Melon,