50. Senja di Bukit

894 Kata

Pak Danang berbalik dengan wajah khawatir. “Anu, Non Jani, bannya pecah.”   “Hah?” Ares melongok ke arah ban mobil yang sudah kempes parah. “Kok bisa?”   “Kayaknya ndak sengaja lindas batu tajam. Saya juga bingung.” Pak Danang menggaruk belakang kepalanya. “Mana saya lupa ndak bawa ban serep.”   “Waduh, terus gimana dong?” Ares menatap sekeliling mereka yang sepi. Mana hari juga sudah mau malam, mendorong mobil juga tidak mungkin karena mereka bahkan tidak tahu di mana bengkel terdekat.   “Ini kok Mas Ares, saya sudah telpon Paiman di rumah suruh antar ban serepnya.” Paiman adalah tukang kebun di rumah orang tua Jani. Dan katanya, laki-laki itu sudah sedang dalam perjalanan. “Kalau Non Jani dan Mas Ares mau pulang duluan ndak apa-apa. Nanti saya carikan taksi saja.”   “Ndak usah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN