"Iya, gue nyariin, kata mami elu berdua di dapur. Makanya gue ke sini. Dan ... kamu pasti Agni." Agni terbelalak. Hatinya berbunga-bunga. Ia tak sanggup menahan perasaannya yang memuncak bahagia. Apalagi tatapan Bena kepadanya seakan menghujam hatinya. Dia langsung jatuh cinta. "Iya, Mas. Eh, iya ... saya Agni." Agni langsung menyambut tangan kanan Bena yang tersodor ke arahnya. Aduhai lembutnyaaa, hatinya menggumam. Pipinya memerah. Tiara dan Kintan saling memandang tak sanggup menahan senyum melihat tingkah kikuk Agni. Sekilas mata Bena memperhatikan Agni. "Lempernya enak. Mami suka cerita tentang Agni," ujar Bena dengan datapan hangatnya. Duh, rasanya mau pingsan si Agni. Tiba-tiba perutnya terasa ada yang meledak-ledak saking bahagianya. Suara Bena seakan terngiang-ngiang mesra di