Selama perjalanan mereka kembali diam. Tapi perlahan namun pasti Arga menggenggam tangan kanan Dista dan mengusap jari-jari panjang Dista. Dista sepertinya tidak menolak. Malah dia membalas genggaman erat tangan Arga dan ikut-ikutan menggerak-gerakkan jari-jarinya. Sesekali dia memejamkan matanya menikmati genggaman tangan Arga sambil menggigit ibu jari tangan kirinya. Dista bingung. Dia sangat bahagia saat itu, tapi juga cemas sekaligus takut. Apakah ini yang dinamakan cinta pertama bagi Dista? Perasaan yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Perasaan yang benar-benar dia rasakan untuk pertama kalinya. Perasaan yang hampir sama ketika dia melihat wajah tampan Arga untuk pertama kalinya di balik pintu depan rumah Rara. Namun saat ini lebih dahsyat dirasakannya. Kini perlahan-lahan