"Bukannya ini kos perempuan ... ah bodo amat," gumamnya perlahan. Lalu masuk kamar dan mengunci pintunya dari dalam. Agni makan lahap malam itu. Dia sangat lapar. Setelah makan dan merasa perutnya nyaman, dia pun duduk santai di tepi kasurnya sambil memainkan hapenya yang tidak dia sentuh sedari siang. "Diyah ... Bu Yasmin ... Tia ... Hmmm. Hihi Kintan, Tiara." Agni cekikikan melihat-lihat daftar missed callnya hari itu. "Om Harris, ih ngapain juga. Pak Gatot ... Ha ha ... Bu Mayang." Tidak tidak terasa mata Agni terasa panas. Cepat-cepat dia ambil tisu lalu melap ujung matanya yang mulai basah. "Bena?" Tujuh belas kali missed call dari Bena. Agni langsung menghapus daftar panggilan dan memblok semua nomor-nomor hape tersebut. Perasaannya gundah sekali malam itu. Kemudian matanya te