Ancaman

2506 Kata

“Please… gak papa… biarin gue beresin ini dulu sama keluarga gue ya. Nanti gue hubungin kalian berdua kalau semuanya udah tenang,” ucap Tasha lirih, mencoba terdengar kuat meski suaranya bergetar. Matanya menatap Dita dan Rania bergantian, ada jarak yang baru saja ia bangun, bukan karena tidak percaya, tapi karena luka di dalam dirinya terlalu dalam untuk dibagi saat ini. Di luar sana, entah di ruang konsultasi atau lobi rumah sakit, kedua orangtuanya sedang berbicara dengan dokter wanita berambut putih yang ternyata nenek dari Varrel Chandrawinata. Tasha tidak tahu isi percakapan mereka. Dan ia tidak yakin ingin tahu. Semua itu terjadi terlalu cepat, terlalu di luar kendalinya. Rania menarik napas panjang, lalu duduk di sisi ranjang, menatap wajah sahabatnya yang tampak lebih tua bebera

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN