Amarah Bramasta

3210 Kata

Dita menggaruk kepalanya efek bingung. Ini rasanya seperti nonton drama Korea episode paling absurd. Barusan dia mendengar pengakuan tak masuk akal dari sahabatnya sendiri. Tasha. Sahabat sejak SMA yang keras kepala, cuek, mandiri… dan sekarang, duduk di depannya, sambil menatap kosong ke lantai seperti baru ditabrak truk perasaan. “Jadi lo…” Dita membuka suara hati-hati, “…nggak salah denger nih? Lo… mabuk. Terus… lo kira lo lagi mimpi. Dan… lo malah—” “Godain dia.” Tasha menyelesaikan kalimat itu sendiri. Wajahnya datar, tapi matanya menyimpan badai. “Gue nanya ke dia, apa gue kurang seksi, kurang cakep, atau kurang layak buat dicintain waktu dulu. Terus… dia nyuruh gue pergi. Tapi dia juga mabuk, Dit. Sama kayak gue. Dan entah gimana… tiba-tiba kami udah di tempat tidur. Dalam keadaan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN