Kepergian

1597 Kata

Tasha merenung, diam di kamar lamanya, di rumah kedua orangtuanya. Langit di luar mendung kelabu, seolah turut menahan matahari agar tidak ikut campur dalam luka yang belum pulih. Sudah seminggu sejak Varrel membuka matanya, dan sejak itu pula, Tasha memutuskan untuk tidak pernah sekalipun datang menjenguk. Tidak saat Elvie mengirim pesan, tidak pula saat Amita diam-diam menanyakan apakah ia yakin bahwa keputusannya ini bukan pelarian. Ayah dan Ibunya hanya bisa menghela napas berat tiap pagi menjelang. Mereka tidak memaksa. Mereka menghormati. Tapi mereka tahu, gadis mereka yang duduk diam dengan mata kering itu bukan tidak terluka. Ia justru terlalu hancur, terlalu takut untuk menyentuh luka yang belum selesai berdarah. Ketukan terdengar di pintu. Lembut. Berulang. Lalu suara sang Ibu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN