Tasha tidak tahu ini adalah mimpi atau bukan. Tapi mengapa ada kehangatan yang begitu lembut di dadanya? Sinar mentari menyusup lembut di antara rerimbun daun yang bergoyang malas, menghangatkan kulitnya yang diterpa semilir angin padang. Rumput hijau terbentang luas sejauh mata memandang, dibingkai langit biru dan gumpalan awan putih yang melayang lamban seperti mimpi musim semi. Di atas kain piknik yang dibentang rapi, Tasha duduk bersila, menatap damai ke arah lengan yang mendekap sebuah anugerah kecil: seorang bayi. Manis sekali. Kulitnya bening seperti s**u, hidungnya mungil, dan seberkas senyum tidur mengembang di wajah polos itu, seolah seluruh dunia telah tunduk untuk memberi kedamaian pada malaikat kecil ini. Bayi itu begitu mirip dengan Varrel, dari garis alisnya yang kuat hingg