Prabu tidak bisa jadi orang baik selamanya. Tidak bisa terus jadi pria yang sabar, tenang, dan penuh pengertian padahal hatinya kian koyak oleh sikap yang tak kunjung bisa ia mengerti. Rania—bagaimana bisa gadis itu begitu keras kepala, begitu tak peka, seolah semua isyarat yang selama ini ia tunjukkan hanya angin lalu? Ia lelah. Lelah mengulurkan tangan, tapi hanya menggenggam hampa. Hari itu, ketika matahari condong ke barat dan hawa Jakarta mulai berdebu, Prabu membuat keputusan yang ia tahu datang dari sisi paling lelah dalam dirinya. Cukup. Ia tidak mau diselimuti oleh hubungan yang tidak jelas, oleh perasaan yang hanya menguras tanpa pernah mendapat balasan nyata. Maka ia memanggil asistennya. Mengatur keberangkatan mendadak ke Australia, membawa serta Daisy, gadis kecil yang terl