Sekarang pemilik nama Nadita itu paham, kenapa Ashley begitu sulit melepaskan Bram. Sulit rasanya berpaling dari laki-laki yang tidak hanya hadir sebagai suami, tetapi juga sebagai rumah. Bram bukan hanya tempat bersandar, tetapi sandaran itu sendiri yang tak meminta banyak, tak menuntut berlebih, hanya memeluk dan memahami dalam diam. Ia tidak melarang, tidak memaksa, bahkan ketika hatinya sendiri jelas ingin melindungi. Ketika Dita memutuskan kembali ke Vancouver demi Kevin, Bram tidak menghalangi. Ia hanya memeluk Dita erat, menempelkan kening di pelipisnya, dan berbisik, “Nanti pulang ya, setelah tuntas rasa bersalahnya. Jangan lama-lama, kamu punya rumah sama aku disini.” Keputusan itu tidak mudah. Tapi Bram membuat segalanya lebih ringan dengan tindakannya yang selalu dewasa. Ia men