Yang Dita ingat, semalam ia menonton film superhero dengan mata berat dan tubuh masih pegal. Ia duduk di sofa ruang tengah apartemen Bram, niatnya hanya meneguk air dan mengalihkan pikiran dari suara gaduh dalam benaknya sendiri. Tapi udara malam yang dingin dan keheningan ruangan membuat kelopak matanya runtuh tanpa permisi. Dan entah bagaimana, rasa dingin dalam mimpinya berubah menjadi kehangatan yang nyata. Dalam kantuk yang setengah sadar, ia merasa seperti memeluk sesuatu atau lebih tepatnya, seseorang dan tubuhnya merespons instingtif, mendekat, menggenggam, mencari kehangatan itu lebih erat. Bram pun merasakan sesuatu yang aneh di dalam tidurnya. Seperti ada beban ringan yang bersandar di dadanya, napas yang teratur namun terasa dekat, dan wangi tubuh yang samar tapi mengganggu ke