Tidak Terduga

2290 Kata

Prabu merasakan guncangan di tubuhnya, lembut tapi mengusik, disusul suara yang ia kenal baik dengan tegas, sedikit ketus, dan terdengar sangat nyata. "Mas. Bangun." Dan ketika kelopak matanya membuka perlahan, sinar senja menembus tirai tipis dan langsung menyorot matanya, membuatnya menyipit. Tapi yang membuatnya betul-betul terjaga bukanlah cahaya itu, melainkan wajah Rania... yang duduk di tepi ranjang, menatapnya tajam dengan tangan memegang mangkuk bubur. "Kamu tidur terus, keburu buburnya dingin." Suara itu tidak ramah. Tapi juga tidak dingin. Seperti salju yang mencair tapi belum sempat menjadi air hangat. Prabu perlahan bangkit, menyandarkan punggung pada headboard sambil mencoba menstabilkan napas. "Kamu... di sini?" Rania tidak menjawab. Ia hanya mengambil satu sendok bubur

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN