Di hari yang sama, Tasha pulang ke Indonesia. Penerbangan pagi itu terasa terlalu tenang, terlalu sunyi untuk sepasang telinga yang penuh deru ketakutan. Ia duduk di kelas VIP bersama Amita, perawat setianya yang kini berubah menjadi satu-satunya tumpuan informasi dan kekuatan. Suara mesin pesawat mengalun pelan di balik jendela bulat yang kini hanya menampilkan awan tipis seperti kapas bergulung. Amita berbicara dengan nada datar, tapi jelas. “Kecelakaan terjadi dini hari tadi, Non. Mobil yang ditumpangi Tuan Varrel bertabrakan dengan truk pengangkut logistik di dalam terowongan tol Cikampek. Sopir beliau… meninggal di tempat.” Tasha menunduk. Ujung jarinya mengepal lembar selimut penerbangan yang disampirkan di paha. Amita menatapnya sesaat sebelum melanjutkan. “Tuan Varrel masih belu