Bram tidak paham. Ia duduk bersandar di tempat tidur rumah sakit, menatap layar TV yang menayangkan film fifty shades of grey pilihan Dita yang suaranya pelan, tapi gambarnya cukup jelas untuk membuat siapa pun mengerutkan dahi. Apa benar… dirinya pernah memilih untuk menjalani hidup sampai mati bersama perempuan itu? Nadita. Bukankah katanya mereka awalnya hanya pura-pura? Hubungan atas dasar kesepakatan dan citra? Lalu apa yang membuatnya... berubah pikiran? Apa yang membuat dirinya sampai memutuskan Ashley dan menikahi Dita dengan sungguhan? Sejauh yang bisa diakses oleh ingatannya, Ashley itu segalanya. Elegan, lembut, pintar, tidak neko-neko. Selama hubungan mereka pun, tidak pernah ada perselingkuhan, tidak pernah ada pertengkaran besar yang menghancurkan. Lalu... kenapa mereka p