Tasha melirik Varrel yang tengah duduk di balkon apartemen, dengan kemeja yang masih rapi meski bagian lengannya digulung. Di tangannya, tablet kerja menampilkan wajah-wajah serius dari luar negeri, dan suara Varrel terdengar tegas tapi tenang, membahas istilah-istilah yang bahkan tak dimengerti oleh Tasha. Pria itu bicara dengan bahasa Inggris yang fasih dan nada dingin yang khas, membuat Tasha menghela napas. Gaya banget. Di dapur, pelayan pribadi yang tampak gugup sejak tadi berusaha merebut pisau dari tangan Tasha. "Bu, biar saya saja ya. Ibu kan sedang hamil, jangan terlalu capek," katanya cemas. Tasha mendelik. "Aku cuma motong wortel, bukan angkat galon. Diam aja di situ, potongin daun bawangnya. Sekalian cuci udangnya juga." Pelayan itu mengangguk patuh, lalu mundur sambil teta