Tangan Dita bergetar, dia segera mengetuk pintu kamar mandi. Bukan ketukan pelan yang biasa ia lakukan ketika manja, tapi keras dan panik. Napasnya tak beraturan, dan suaranya pecah saat memanggil. “Mas… Mas Bram… buka pintunya, Mas…!” Suara air langsung berhenti. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka lebar dan Bram berdiri di ambangnya, hanya mengenakan bathrobe putih hotel yang basah sebagian. Rambutnya masih menetes, wajahnya menyiratkan keterkejutan, dan matanya langsung membidik ekspresi Dita yang kacau balau. “Ada apa? Dita? Kenapa kamu gemetaran gini?” tanyanya cepat, tangannya terangkat meraih lengan sang istri. Dita menahan napas, lalu pecah juga ucapannya. “Kevin… Kevin masuk rumah sakit! Dia pingsan, Mas… Claire bilang dia nyari aku semalaman, dia kedinginan… aku nggak tahu