Salah Paham

1560 Kata

Malam itu, Dita benar-benar membantu Bram menyelesaikan materi seminar, walaupun otaknya mulai terasa lambat dan mengantuk. Mereka duduk berdampingan di balkon apartemen, ditemani angin malam dan gemerlap lampu kota Jakarta yang membentang seperti lautan cahaya. Bram mengetik di laptop dengan cepat, sementara Dita sesekali memberi masukan, membacakan kutipan atau sekadar bertanya agar tetap terlibat. Tapi seiring waktu berlalu dan jarum jam mendekati tengah malam, suara Dita mulai memudar. Bram masih fokus mengetik ketika suara napas teratur dan lembut terdengar di sebelahnya. Ia menoleh. Dita sudah tertidur, kepalanya bersandar ke meja kecil, rambutnya tergerai, pipinya menempel di lengan seperti anak kecil kelelahan. Jemarinya masih memegang stabilo, dan kaos longgar yang dikenakannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN