Pengantin Wangi

2251 Kata

Bram bangun lebih dulu. Sinar mentari pagi menyelinap dari sela-sela kisi jendela kayu, memantul lembut pada permukaan seprai dan tubuh dua insan yang masih terlelap. Bram membuka mata perlahan, merasakan hawa hangat di sisi kirinya— dan baru sadar ketika melihat Dita, istrinya, tidur separuh badan menempel erat di atas dadanya. Tubuh mungil itu terkulai nyaman, satu lengannya melingkari perut Bram, sementara kakinya menyilang di antara milik Bram seperti jangkar. Gaun tidurnya terangkat sampai paha, tipis dan bergeser ke bawah bahu, menyisakan sebagian belahan d**a yang nyaris tumpah, naik-turun pelan mengikuti irama napasnya. Rambutnya berantakan namun wangi, dan wajahnya damai tanpa beban. Bram menahan napas. Keringat dingin muncul di tengkuknya saat Dita bergerak pelan dalam tidurnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN