Kali ini, Dita dan Bram tengah mandi bersama. Bukan mandi penuh gairah seperti malam sebelumnya, tapi benar-benar mandi. Mandi yang dipenuhi keheningan, air hangat, dan keintiman yang tak membutuhkan banyak kata. Mereka duduk bersama di dalam bathtub besar dengan marmer abu muda, airnya diberi aroma lavender dan jeruk yang menenangkan. Dita duduk membelakangi Bram, membiarkan punggungnya bersandar lembut di d**a pria itu. Jemari Bram menyusuri pundak istrinya, memijat lembut lalu mengambil sabun cair dan mulai membersihkan tubuh Dita perlahan. Hening sesaat, hanya terdengar tetesan air dan suara burung dari luar jendela terbuka. Lalu Bram mulai bicara, suaranya pelan tapi jelas, seakan setiap kata meneteskan sejarah yang dulu tertimbun. “Dulu… kamu tetangga sebelah rumahku. Kamu empat tah