Kondisi Katarina kritis. Dini hari itu juga, dia segera dibawa kembali ke rumah sakit dalam keadaan darurat. Mikail tetap setia di sisinya, menatap wajah Katarina yang pucat dengan hati yang gelisah. Rasanya seperti dejavu, memikirkan bagaimana dia pernah kehilangan wanita ini—dan kini, bayangan itu semakin nyata menghantuinya. Setibanya di rumah sakit, Mikail berdiri di luar pintu ruang pemeriksaan, matanya terus tertuju ke dalam, berharap ada keajaiban. Waktu seolah berjalan lambat, setiap detik terasa begitu panjang dan menyiksa. Tak lama kemudian, sang direktur rumah sakit keluar dengan wajah serius. "Tembakannya cukup parah. Pelurunya bersarang di perut. Kita harus segera menyiapkan ruang operasi," katanya, memberi instruksi pada perawat di dekatnya. "Jaga istriku baik-baik." Kata-