Pagi ini ada yang aneh dari teman-teman satu devisi Stela. Mereka menatap menunduk pada Stela saat gadis itu datang. Stela jadi canggung dengan sikap aneh teman-temannya. Biasanya saat dia datang, teman-temannya akan sibuk perintah sana sini. Tapi, kenapa hari ini tidak?.
Stela mengambil sapu di pojokan. Jadwalnya hari ini adalah menyapu lobi. Belum sempat ia mengambil sapu, salah satu teman Stela sudah mencegahnya. "Stel, biarkan aku aja yang menyapu. Kamu duduk aja!" ucap Sari, salah satu temannya yang sangat judes.
"Ini tugasku. Biar aku aja yang nyapu," ujar Stela merebut sapunya.
"Tap-"
"Kenapa gak dari dulu, hah? Saat ini kenapa kalian tiba-tiba baik padaku? Apa kalian pikir kalian akan mati, hingga hari ini berubah baik?" tanya Stela dengan kasar memotong ucapan Sari. Teman-temannya tersentak kaget. Lalu menundukkan kepalanya dalam.
"Hah drama semuanya!" ketus Stela menatap sinis teman-temannya. Ia berjalan tergesa-gesa menuju lobi.
Tadi malam, grub chat bagian kebersihan digegerkan oleh pernyataan mantan senior, Bu Diana. Bu Diana membeberkan siapa Stela yang sebenarnya. Dan berita pun menyebar luas dari mulut ke mulut. Hanya saja, cuma bagian kebersihan yang tau. Lainnya belum. Asumsi-asumsi mereka dikuatkan dengan pernyataan Claudia. Claudia datang dengan mengenalkan diri sebagai bodyguard Stella. Dan Claudia mengancam, kalau ada yang melukai Stela hingga Stela ngadu, Claudia yang akan bertindak. Sebegitu inginnya Vicky menjaga Stela dan melindungu Stela. Tidak akan Vicky biarkan Stela terluka secuil pun.
Namun bodohhnya, Stela sama sekali tidak melirik perbuatan baik suaminya. Bagi Stela, Vicky tetaplah orang jahat yang kini menjeratnya dalam sangkar emas. Sekali jahat, bagi Stela akan terus jahat.
Stela menyapu lobi dengan perasaan yang amat sangat dongkol. Apalagi saat Vicky dan jajaran petinggi yang baru saja datang, hanya melewatinya angkuh. Stela merutuki dirinya yang kesal. Memangnya sejak kapan Stela mau disapa oleh Vicky. Stela melirik punggung tegap suaminya yang berjalan menjauh. Andai suaminya itu bisa mengerti apa maunya tanpa diminta. Stela akan mudah jatuh dalam pelukannya. Sayang, Vicky tidak jago membaca keinginan perempuan. Hanya bisanya ngatur dan mengekang.
"Sugar!" panggil seorang Pria sembari merapikan kerah kemejanya. Stela mendongak. Menatap kakanya yang berdiri di hadapannya dengan mengusung senyum. Sesaat, Stela terpesona dengan senyum kakaknya. Selama dia hidup, baru kali ini kakaknya tersenyum lembut ke arahnya.
"Kakak!" Stela menatap berbinar Stevan.
"Mau ikut kakak, sugar?" tanya Stevan dengan seringaiannya. Stela mengangguk dengan antusias. Ia celingak-celinguk memastikan tidak ada Claudia yang mengawasi.
"Tapi, tidak sekarang," ucap Stevan yang membuat harapan Stela pupus. Wajah berbinar Stela kembali murung.
"Its okey, sugar. Jam tiga nanti saat kamu pulang. Lewatlah pintu selatan. Lari lurus belok kanan, aku akan menjemputmu di situ," bisik Stevan.
"Kalau aku membawamu sekarang, pasti suamimu akan curiga," alibi Stevan lagi. Stela yang mudah percaya pun menganggukkan kepalanya semangat.
"Iya kak. Nanti tungguin aku ya!" pinta Stela dengan raut yang menurut Stevan sangat menggairahkan.
"Okey, kakak mau ke atas dulu. Ada rapat dengan perusahaan suamimu," jelas Stevan. Stela mempersilahkan kakaknya pergi. Mood yang tadi sempat hilang, kini kembali lagi. Bahkan Stela lebih bahagia.
Jam istirahat Stela makan sendirian di pojok ruangan dengan bekal yang dibawakan Claudia. Teman-temannya mencuri pandang kearahnya. Mereka juga berbisik-bisik membicarakan Stela. Jujur mereka masih shock dengan fakta yang baru mereka ketahui. Kini hanya perasaan was-was yang ada di hati mereka. Mereka semua pernah membuat Stela dalam kesusahan, mereka takut kalau Stela dendam dan memecat mereka.
"Lihat, kotak makannya aja kelihatan mahal. Kenapa kita gak kepikiran dari dulu kalau dia bukan orang biasa?" bisik Sari pada Talita.
"Atau jangan-jangan. Stela menyamar jadi officegirl untuk memantau karyawan bawah kayak kita?" timpal temannya yang lain.
"Ngawur kamu, jangan kebanyakan nonton film!" ketus Talita. Entah kenapa ia masih kurang percaya kalau Stela adalah istri bossnya walau Claudia sudah memberitahunya. Bayangan Talita tetap menimang-nimang. Bagaimana seorang Vicky Sanjaya bisa menikah dengan Stela yang kayak gembel. Tapi memang kalau dilihat lebih dekat, Stela itu manis.
"Eh eh lihat deh di WA grub!" pekik Sari ketika hp nya berbunyi. Talita segera merebut hp sari. Dan matanya hampir melompat turun saking kagetnya. Di sana ada foto pernikahan Stela dan Vicky, ada juga foto biodata Stela yang merupakan lulusan sarjana ekonomi terbaik. Wajah wajah mereka yang sudah membaca wa grub, langsung pias seketika. Apalagi yang sering semena-mena pada Stela, termasuk Talita. Jiwa-jiwa penjilat mereka meronta-ronta. Sedangkan Stela yang tidak masuk grub pun, tidak tau apa-apa layaknya orang bodoh.
Stela menatap Arkhan yang makan di sudut berbeda bersama para laki-laki. Tumben sekali Arkhan tidak mengajaknya makan bersama. Ia ingin memanggil Arkhan. Karena bekalnya hari ini adalah ikan salmon. Arkhan pernah cerita kalau dia belum pernah makan ikan itu
"Arkhan!" panggil Stela. Dan tiba-tiba, semua mendadak mempunyai nama Arkhan. Semua menoleh menghadap Stela. Arkhan yang sudah tau siapa Stela, hanya menggaruk keningnya kikuk.
"Kesini!" suruh Stela melambaikan tangannya. Arkhan makin tidak enak. Apalagi teman-temannya juga ikut menatapnya. Dengan langkah ragu-ragu, Arkhan mendekati Stela. Menanyakan maksud perempuan itu menghampiri dirinya.
"Ini, bawa ikan salmon buat lauk kamu. Aku bawanya tiga, kamu ambil dua ya!" ujar Stela menunjuk Salmon yang sudah dia berikan di tempat khusus. Mata teman-teman Stela makin membulat kaget. Fikirannya bertanya-tanya. Apa hubungan Stela dan Arkhan. Arkhan menjadi serba salah, andai Stela rekan kerja biasa dia akan menerima pemberian Stela. Namun ini Stela adalah istri bosnya.
"E ... eh gak usah, Stel," jawab Arkhan bermaksud menolak.
"Bukannya kamu suka sama salmon? Ini bawa aja. Aku udah ada kok," ujar Stela. Mau tak mau Arkhan pun mengambil salmon yang disodorkan Stela.
"Makasih, Stel!" ucap Arkhan yang diangguki Stela. Arkhan mau memanggil Bu, tapi takut malah jarak di antara dia dan Stela makin membentang. Memanggil Stela juga kuirang sopan. Arkhan benar-benar di ambang kebingungan.
Sebenarnya, hati terdalam Arkhan saat ini sangat remuk. Ia sudah sangat menaruh hati pada Stela sejak perempuan itu masuk kerja. Kepribadian Stela yang menurut Arkhan unik, membuat Arkhan terus menatap Stela. Tapi sayang, rasa kagum nya yang sebentar lagi akan ia ungkapkan, malah sekarang ketiban kenyataan pahit. Stela sudah menikah dan lebih parahnya, dia istri dari bossnya sendiri.
Tadinya, Arkhan sudah menyiapkan acara kecil-kecilan untuk menyatakan cintanya pada Stela. Tapi, ya pada akhirnya gagal sebelum berjuang. Pantas saja Stela jarang sekali membalas pesan chat darinya. Sungguh malang nasib bujang.
Sesuai janjinya pada Stevan, pukul 15.00 saat jam pulang Stela. Stela segera keluar lewat pintu selatan. Dia berlari menuju jalan yang tadi dibicarakan kakanya. Dalam hati, ia berdoa semoga Claudia tidak bisa melacak jejaknya. Stela hanya ingin menghirup udara bebas. Kalau kakanya menawarinya kebebasan, kenapa tidak dia gunakan dengan baik?.
Stela berlari ke arah mobil yang dia yakini itu milik kakaknya. Ia membuka pintu mobil, dan benar kakaknya menyambutnya dengan senyuman. "Masuk, sugar!" titah Stevan. Stela masuk dan duduk anteng di kursi belakang bersama Stevan. Stevan langsung menekan tombol untuk menaikkan kaca pembatas antara sopir dan dirinya.
Setelah mobil jalan, Stevan menyodorkan air mineral pada adiknya. Stela yang memang sudah ngos-ngosan pun menegug dengan tandas air minum itu.
"Kamu kelihatan lelah, sugar!" ujar Stevan mengusap kening adiknya. Ia juga menarik pinggang adiknya untuk duduk di pangkuannya.
"Kakak pengen gini aja. Dari kamu kecil, kakak gak pernah mangku kamu. Bolehkan sekarang, kakak manjain kamu? Anggap aja ini tebusan maaf dari kakak yang dulu tak pernah mengajakmu bermain," jelas Stevan yang menghentikan Stela yang akan berontak. Stela menangkup wajah kakanya. Terharu dengan kata-kata pria itu.
"Iya, dari kecil kakak jahat sama aku. Gak pernah ngajakin aku main. Kakak kalau mau aku maafin, kakak bawa aku pergi dari Vicky, ya!" ujar Stela. Sungguh Stela yang bodohh dan naif, Hakikatnya kalau orang pintar, akan berontak kalau bagian tubuh disentuh dengan intim, apalagi dengan kakak sendiri.
"Pasti sugar. Apapun yang sudah jadi milikku. Gak akan aku berikan pada siapapun," bisik Steven. Stela jatuh tertidur yang membuat Vicky terkekeh bak iblis. Air yang diminum Stela dudah ia campur dengan obat tidur dosis tinggi. Ia akan membawa Stela pergi jauh. Dari Tuan dan Nyonya Adiyaksa yang gila hormat dan Vicky Sanjaya yang tengah lancang memiliki gadis kecilnya.
Stevan menepuk-nepuk punggung Stela, menyalurkan rasa hangat agar Stela lebih pulas tertidur. Inilah yang dia inginkan selama ini, yaitu mendapatkan Stela.