Perkataan Naya berhasil membuat Al semakin menegang.
Al menuntun tangan Naya agar meraba miliknya.
"Paman bilang, setiap bantuan tidak ada yang gratis. Anggap saja aku membantu Paman untuk menidurkan adik kecil Paman. Jadi aku juga minta imbalan setelah ini." Ujar Naya sambil meraba d**a dan bahkan sampai pada perut kotak-kotak Al dengan penuh kelembutan.
"Cihhh. Tadi kau bilang baru pertama kalinya menginjak dunia malam. Tapi permintaanmu sudah memberi jawaban bahwa kamu sama saja dengan wanita malam pada umumnya." Al berdecih menghina Naya, namun tidak membuat Naya tersinggung. Naya akan mencoba untuk mencari uang yang banyak, karena Naya setelah ini pasti akan ditekan oleh Mora agar mendapatkan uang yang lebih banyak dari biasanya. Jadi Naya memutuskan untuk mencobanya.
Jadi Naya mencoba untuk mengabaikan apapun perkataan yang berbentuk penghinaan dari pria dewasa itu, yang terpenting Naya bisa membayar hutang papa nya.
Naya tahu, kalau sudah terjerumus ke dalam dunia malam, para pria tidak akan mengenal wanita polos, dan dirinya harus merubah kepolosan itu menjadi suatu yang disukai banyak pria, asal Naya tetap berusaha mempertahankan apa yang menjadi suatu penghargaan untuk masa depannya nanti. Jadi meski Naya mencoba untuk melepaskan kepolosannya, Naya akan tetap mencoba untuk menjaga kehormatannya, meski Naya juga tidak yakin apa dirinya berhasil menjaga kehormatannya sebagai gadis perawan atau malah sebaliknya.
"Katakan, apa yang kamu inginkan?" tanya Al
"Aku butuh uang." Jawab Naya yang berhasil membuat Al langsung menarik tubuhnya, dan sedikit menjauh dari Naya, lalu mengambil Bathrobe, dan memakainya.
"Sudah kuduga. Pasti itu yang kamu inginkan." Ujar Al remeh, sambil meneliti penampilan Naya dari kaki sampai ujung rambutnya.
"Berapa uang yang kamu butuhkan?" tanya Al
"Aku tidak tahu berapa pastinya uang yang aku butuhkan. Aku akan mengatakannya nanti. Tapi bisakah Paman memberiku uang muka terlebih dahulu." Naya terpaksa meminta uang muka terlebih dahulu, karena Naya juga tidak tahu berapa jumlah hutang sang papa. Naya akan menanyakan terlebih dahulu sama Mora, baru setelah itu Naya akan meminta pada Al berapa uang yang ia butuhkan.
"Kau yang datang ke kamarku. Tapi kenapa kau yang meminta bayaran. Apa tadi itu hanya trik kamu saja untuk mendapatkan uang dariku?" tanya Al dengan nada dinginnya. Naya yang merasa akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang dari Al, langsung menarik Bathrobe Al hingga Naya bisa menempel pada tubuh Al. Menurut Naya, wajah Al lebih baik kalau memang dirinya harus menjadi kupu-kupu malam, daripada wajah pria menakutkan seperti pria yang sudah membayarnya itu. Jadi Naya tidak mau kesempatan untuk mendapatkan dari merayu Al gagal.
"Paman juga tidak akan dirugikan dengan kedatangan aku." Ujar Naya sambil mengelus d**a bidang Al
"Memangnya apa yang aku dapatkan darimu, sampai kamu bisa menjamin kalau aku tidak akan rugi dengan kehadiran kamu disini?" Al mencoba menghentikan tangan Naya sambil melempar sebuah kalimat tanya.
"Karena apapun kebutuhan Paman akan aku penuhi. Kecuali…
"Kecuali apa?" tanya Al penasaran saat Naya menggantungkan kalimatnya.
"Kecuali melepaskan keperawanan aku. Aku tidak untuk yang satu itu." Jawab Naya mantap, karena memang itulah yang tidak ingin Naya berikan pada siapapun meski Naya memutuskan untuk menjadi w*************a.
"Kebutuhan pria itu adalah kebutuhan yang menjadi larangan bagi kamu. Jadi aku tidak mau dirugikan." Ujar Al yang langsung mendorong tubuh Naya dengan kasar, hingga Naya jatuh terlentang di atas ranjang Al, dan dress pendek Naya tersingkap ke atas hingga memperlihatkan p4ngk4l pahanya.
Al yang melihat pemandangan tersebut adik kecilnya kembali bereaksi, membuat Al menggeram kesal. Naya yang mengerti kenapa wajah Al berubah malak membiarkan dress nya tersingkap.
"Keluar!" titah Al yang tidak mau semakin tersiksa, karena Al mengerti Naya sengaja tetap diam saja dengan posisinya karena ingin merayunya saja.
"Tapi aku takut. Bagaimana kalau orang jahat itu kembali menyakitiku?" tanya Naya dengan wajah cemberutnya.
"Lalu kau tidak takut kalau aku yang menyakitimu?" tanya Al dengan tatapan tajamnya
"Aku lebih baik baik disakiti sama Paman, daripada sama pria jelek seperti dia." Ujar Naya yang sudah duduk dan menyilangkan salah satu kakinya pada kaki yang lainnya, hingga semakin menambah kesan sexi dimata Al.
"Tapi aku tidak berselera dengan gadis kecil sepertimu." Ujar Al yang langsung duduk di samping Naya. Al menyugar rambutnya kebelakang, dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena merasa hari itu dirinya terdapat kesialan.
"Yakin tidak berselera. Tadi didalam kamar mandi milik Paman tegang loh?" tanya Naya dengan nada centilnya, serta tangan yang sudah mengelus paha Al yang beruntungnya masih ada kain jubah mandi yang menjadi penghalang antara kulit Naya dan kulitnya.
Al menatap Naya dengan tatapan tajamnya, karena Al merasa kesal dan heran kenapa ia bisa bertemu dengan gadis aneh seperti Naya. Kenapa Al mengatakan kalau Naya itu gadis aneh? Mau saja terjerumus dalam dunia malam tapi tetap berusaha melindungi status prawannya. Tidak ingin di sentuh tapi Naya sendiri menyentuh tubuh Al dengan penuh godaan.
"Aku akan memuaskan Paman tanpa harus melakukan penyatuan." Bisik Naya sambil menyandarkan kepalanya di pundak Al.
"Apa yang bisa kamu lakukan untuk memuaskan ku?" tanya Al
"Aku pastikan setelah Paman merasakan pelayanan dariku, Paman tidak akan bisa jajan di lain wanita selain aku." Ujar Naya dengan percaya dirinya, membuat Al menyunggingkan senyumnya.
"Bisa kau buktikan terlebih dahulu? Aku butuh bukti sebelum aku menyepakati kerjasama kita. Anggap saja kita bekerjasama karena kita saling memberi keuntungan." Ujar Al yang langsung ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Naya.
Naya mulai menarik pelan jubah mandi Al, dan mendorong tubuh Al hingga terlentang di atas ranjang. Dengan perlahan Naya naik ke atas perut Al, dan mengelus d**a Al dengan lembut, lalu semakin turun hingga ke perut Al, dan tangan Naya terhenti saat tangan Naya hampir saja mendekati adik kecil Al yang sejak tadi sudah sangat menegang. Wajah Naya mendekati wajah Al.
"Yakin Paman ingin menguji coba sekarang?" tanya Naya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Al, membuat Al hampir saja menyemburkan tawanya karena terlihat jelas kalau Naya terlihat gugup.
"Apa kamu yakin kau bisa melakukannya?" Al menjawab pertanyaan Naya dengan kalimat tanya.
"Tentu saja aku yakin bisa melakukannya. Paman meragukan pelayanan ku? Aku yakin setelah Paman tahu bagaimana rasanya, Paman tidak akan bisa di layani orang lain selain aku." Jawab Naya dengan mantapnya. Merasa sangat percaya dengan dirinya sendiri bahwa apa yang akan ia lakukan mampu memberi hasil yang sangat memuaskan bagi Al.
Karena Naya tidak ingin Al memandang dirinya terus dengan pandangan sebagai wanita polos, akhirnya Naya menurunkan wajahnya dan mendekati adik kecil Al untuk memberi bukti pada Al, bahwa dirinya bisa melakukan apa yang membuat Al meragukan dirinya.