Delapan Puluh Dua

1554 Kata

Angin malam masuk melalui jendela kamar yang terbuka, tepat menerpa sang pemilik kamar yang duduk melamun menatap langit malam yang dihiasi bulan sabit yang tampak sangat cantik bersinar, berbanding terbalik dengan Alina yang kini menyandarkan kepalanya lesu di tepi jendela, ia terlihat murung. Mata gadis berambut disanggul itu tampak layu, helaan napas panjang kadang terdengar, saat ini ia terlalu banyak pikiran yang membuatnya lelah. "Lin, lo ga makan malam?" tanpa disadari Iyan memasuki kamar dan bertanya pada kakaknya itu karena Alina tak terlihat di meja makan malam ini. Alina melirik sambil menggeleng, "udah kenyang." "Kenyang apaan? Makan angin lo?" Iyan kini ikut duduk disebelah Alina. Alina tersenyum kecil, "papa mama udah makan?" "Mama baru pulang, kayaknya udah makan d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN