Cerita Yang Sebenarnya

967 Kata

Setelah beberapa menit menenangkan diri, napas Aleeya mulai teratur. Matanya masih sedikit merah, tapi tatapannya jauh lebih mantap. Dia berdiri tegak di depan pintu abu-abu itu, tangan kanannya sudah mengepal, siap mengetuk. “Kalau kamu butuh waktu lebih lama, aku bisa tunggu,” ujar Kevin dari belakang, suaranya tenang seperti biasa. Dia berdiri menyandar di dinding seberang ruangan, memberi ruang tapi tetap dalam jangkauan. Aleeya menoleh sekilas dan mengangguk. “Nggak, Mas. Kalau aku nunda lagi, aku nggak akan pernah siap.” Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, dia mengangkat tangan dan mengetuk dua kali. Ketukan itu tidak keras, tapi cukup jelas. Beberapa detik yang terasa seperti selamanya pun berlalu. Tak ada jawaban. Aleeya melirik ke arah Kevin—yang hanya memberi anggukan tipis s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN