Antara Sandal dan Strategi

1080 Kata

Malam turun dengan syahdu, udara selepas Magrib di kompleks perumahan terasa sejuk dan damai. Di jalan kecil yang menghubungkan masjid ke rumah-rumah penduduk, dua pasang sandal tertukar nasib. Aleeya berjalan cepat dari masjid, sengaja menenteng sandal jepit milik Kaivandra yang satu. Wajahnya berseri-seri, penuh rasa puas seperti anak kecil yang berhasil menyembunyikan mainan temannya. Di tangannya, sandal hitam Kaivandra berayun pelan—rencananya sederhana: memaksa tetangga gantengnya datang ke rumah. Minimal, biar bisa ngobrol satu-dua kalimat. Syukur-syukur sambil marah-marah manis. Namun, sesampainya di rumah, rencana itu tak berjalan sesuai harapan. Aleeya mengintip ke balik tirai ruang tamu. Dia menunggu. Lima menit. Sepuluh menit. Lima belas menit. Tak ada tanda-tanda pintu paga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN