Wajah Diza semakin tegang dan menampakkan ketakutan. Dia meraih tisu di atas meja dan mulai mengelap sudut matanya. Sepertinya dia mulai menangis. “Aduh, aku jadi takut! Untung saja, kami belum pernah sampai terlalu jauh. Pacarku selalu berhenti saat sudah hampir melakukan. Sering kali begitu.” Aku tersenyum. Padahal hatiku kesal. Terlalu Mas Ricko, sudah sering berpacaran dan berduaan rupanya. Aku memang segera menghentikan penglihatanku setiap melihat mereka berdua mulai dekat. Bagaimana pun aku masih memiliki rasa tak rela melihatnya dekat dengan perempuan lain. Khusus untuk Riska, aku berusaha menekan egoku. “Penularan virus ini memang hanya melalui darah dan cairan saat berhubungan. Tetapi saat terjadi pertukaran air liur pun bisa membawa virus. Jika terjadi perlukaan di mukosa m