AKU BUTUH MAS DEWA

1162 Kata

Seharian disibukkan dengan pasien, membuatku sama sekali tak sempat memegang ponsel. Setengah jam sebelum azan dhuhur berkumandang, pasien terakhirku keluar dari ruang praktek. Baru aku teringat akan rencana menelpon Mas Dewa. Aku segera mengambil ponsel dari dalam tas setelah mengelap telapak tangan yang basah karena baru saja kubasuh dengan sabun antiseptik. Ada dua kali misscalled dari Mas Dewa. Segera kutelpon balik nomornya. Suara lelaki yang telah membawa separuh jiwaku terdengar, hatiku terasa hangat dan tentram. “Assalamualaikum, lagi sibuk gak, Mas?” “Alaikumussalam. Gak sibuk, Sayang. Aku baru saja keluar ruangan, mau ke kantin untuk makan siang sama teman-teman. “ Kami pun sedikit berbincang tentang perjalanan Mas Dewa di pesawat tadi pagi yang ternyata mengalami penundaan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN