“Sakit?” Detik berikutnya Rei menyesali ucapannya. Untuk apa ia bertanya hal remeh seperti itu pada wanita yang dengan sengaja menawarkan diri padanya. Apapun yang terjadi pada Mega saat ini jelas merupakan resiko dari keputusannya dan Rei tidak perlu lagi menanyakan bagaimana keadaannya apalagi sampai mengkhawatirkannya. Tapi logika terkadang berjalan tidak sesuai realita. Pertanyaan itu terlontar begitu saja, sesaat setelah Rei mengosongkan diri dalam tubuh Mega. Posisi keduanya masih sangat dekat, bahkan Mega bisa merasakan tetesan keringat Rei jatuh membasahi wajahnya. “Sedikit,” balas Mega. Rei belum melepaskan penyatuan mereka, membiarkan kehangatan menyelimuti tubuhnya. Sesuatu yang hangat dan nyaman menggenggam erat tubuh bagian bawahnya. Bohong jika saat ini Rei tidak terk

