Mega terkejut saat kakinya kembali menginjak apartemen Rei. Kekacauan kembali terjadi seperti beberapa waktu lalu, saat Fanya datang. Kejadiannya tidak jauh berbeda tapi kali ini tidak ada tukang dan tidak ada perbaikan lagi, yang ada hanya beberapa koper besar yang sudah tersusun rapi di dekat pintu keluar. Mega tidak tahu apa yang terjadi, yang dilakukannya hanya segera menghampiri Fanya, yang ada di dekat pintu kamarnya. “Ada apa?” Tanya Mega, “Kenapa kamu membawa semua barang-barang ini? Kalian mau pindah?” Mega penasaran. “Nggak pindah, tapi aku mau pulang.” “Pulang? Kenapa?” Fanya tersenyum. “Aku udah nggak pantes tinggal disini, aku bukan calon tunangan Rei lagi.” “Kenapa?” Kedua bola mata Mega terbuka lebar, bukankah segala persiapan sudah mendekati sempurna? Bahkan acara y

