49. kebohongan yang terungkap

1390 Kata

“Nggak ada respon,” keluh Mega sambil menatap layar ponselnya. Dua jam berlalu setelah ia sampai di rumah kontrakan, tapi Rei tidak kunjung menghubunginya. “Nggak mungkin dia mau bales cara konyol kayak gitu.” Mega mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas tempat tidur. “Malu nggak sih ketemu besok?” Mega bertanya pada dirinya sendiri. “Mana sok banget bilang gituan, ya ampun! Me Lo norak parah!” Mega mengacak-acak rambutnya sendiri “Ya ampun! Dia pasti geli banget sama kelakuan gue.” Umpatnya pada diri sendiri. Mega hanya meratapi dan menyesali apa yang sudah dilakukannya. Jika sebelumnya Mega begitu mengharapkan kehadiran Tama, lain halnya dengan saat ini. Melihat senyum lembut di wajah lelaki itu justru membuat penyesalan Mega semakin besar. Apakah ia harus mengatakannya sek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN