“Hai sayang,” sapa Ilham mengulurkan tangan kanannya pada Icin yang di apit oleh mama Maya dan ibuk. Logam-logam berwarna silver menancap dengan gagah di atas kepala Icin membuat Ilham kembali mengkhawatirkan istri barunya itu. Icin yang mendapati telapak tangan Ilham menungggu sambutannya menatap sang suami geram. Belum lagi terang-terangan Ilham men-sayang-sayanginya di depan mama dan ibuk. “Am!” panggilnya penuh peringatan agar Ilham menarik uluran tangannya. “Astaga, Cin, apa ga boleh gue nunjukin rasa sayang gue sama istri sendiri? Mereka liatin kita karena kita yang punya acara. Atau lo mau kita ke kamar langsung? Disana gue pastikan cuma gue yang liat elo.” Icin masih ragu-ragu menyambut tangan Ilham, ia kesal juga pada mama Maya dan ibuk. Harusnya kan mereka memaksa Icin untuk m

