Dalam perjalanan pulang, telepon Enrico berdering, layar ponselnya menunjukkan nama yang membuat dadanya berdebar lebih cepat—Livia, ibunya. Dengan cepat dia mengangkatnya, dan suara ibunya yang tegas langsung terdengar, "Enrico, apakah Kristen sudah ditemukan?"
Hampir seminggu berlalu sejak Kristen menghilang, dan Enrico hanya bisa menjawab dengan suara lelah, "Belum, Ma."
Livia yang berada di ujung sana langsung meledak dalam kemarahan. "Bagaimana bisa kau membiarkan ini terjadi? Aku khawatir pada cucuku! Mereka bisa saja kedinginan, kelaparan, atau lebih buruk lagi, bertemu dengan penjahat!"
Enrico terkekeh, sedikit sinis, mengingat dulu ibunya begitu jijik dengan Kristen dan bayinya. Namun, sekarang Livia justru yang paling ingin menemukan mereka. "Lucu sekali, Ma. Dulu kau tidak bi
